Selasa, 18 Maret 2014

(Tugas 2) METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sedangkan Metode Ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan (atau menjawab pertanyaan penelitian).
Metode tersebut terdiri dari beberapa langkah yaitu dimulai dengan melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Langkah-langkah Metode Ilmiah
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam metode ilmiah :
a.  Merumuskan masalah.
Permasalahan harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,yang diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya kemudian menganalisis data tersebut dan menyimpulkannya. 

b.  Merumuskan hipotesis.
Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah.Rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. 

c.  Mengumpulkan data.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. 

d.  Menguji hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. 

e.  Merumuskan kesimpulan.
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. 

Hakikat Metode Ilmiah
Penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah dan mengikuti cara – cara ilmiah yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan dan lebih menggunakan penalaran atau aplikasi berfikir deduktif dan induktif. Berikut ini adalah cara ilmiah dalam metode ilmiah :
a.  Bebas dari sentimen pribadi, obyektif
b.  Terbuka, dapat diulang oleh ilmuan lain dengan metode yang sama
c.  Rasa ingin tahu
d.  Menghargai karya orang lain
e.  Mempertahankan kebenaran
f.   Kritis
g.  Menjangkau ke masa depan

Peran Metode Ilmiah

Suatu ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang dengan sendirinya akan tetapi dapat berkembang jika adanya suatu metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan jalan menemukan fakta-fakta secara ilmiah tanpa adanya rekayasa di dalamnya dan memberikan penafsirannya yang benar.

Sikap Ilmiah
Sikap menurut Gagne adalah suatu kondisi yang internal. Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.
Sikap ilmiah menuntut orang untuk berfikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut orang dituntut dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat menyusun ilmu pengetahuan secara sistematik dan runtun.
Sikap ilmiah harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah.
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1)  Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

2)  Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan dengan kelebihan dan kekurangannya, dan sebagainya.

3)  Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

4)  Sikap objektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

5)  Sikap rela menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6)  Sikap berani mempertahankan kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

7)  Sikap menjangkau ke depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.


Sumber :

(Tugas 1) PENALARAN

Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Proses menalar adalah pengamatan yang terbentuk dari proposisi yang sejenis,yang diketahui proposisi tersebut dianggap benar. Dalam penalaran,proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Ciri-Ciri Penalaran
Ciri-ciri penalaran dibagi menjadi 2,yaitu :
1)  Adanya pola pikir yang secara luas disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2) Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, yaitu : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.

Metode dalam Penalaran  
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
1)  Penalaran deduktif (rasionalisme)
Penalaran Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang  bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Sedengkan kesimpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.
Contoh :
Semua kendaraan bermesin menggunakan bahan bakar bensin.
Motor adalah kendaraan bermesin.
>>Motor juga menggunakan bahan bakar bensin.
Kesimpulan yang diambil dalam penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini salah berarti kesimpulan yang diambil juga tidak benar.

2)  Penalaran induktif (empirisme)
Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Penalaran ini diawali dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum.
Contoh :
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
>>Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Bentuk Penalaran
Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam keseharian berupa penalaran asosiatifdan skema dissosiatif.
1)  Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsur penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya.
jenis penalaran assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.
2)  Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu kesatuan .

Unsur atau Komponen Penalaran :
a.  Pernyataan atau asersi (assertion)
b.  Keyakinan (belief)
c.  Argumen (argument)


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran dibagi 2,yaitu :
1)  Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2)  Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis.

Hakikat Penalaran
Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.


Sumber :

(Tulisan 2) Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah

Sebelum kita membahas konsep penalaran ilmiah,ada kalanya kita membahas terlebih dahulu tentang penulisan ilmiah.

Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Atau definisi lain karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi berdasarkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memenuhi kaidah dan etika keilmuan.
Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku.

Penalaran Ilmiah
Kemampuan menalar yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini merupakan kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Dan yang ke-2 manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.
Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran.
Untuk melakukan kegiatan penalaran analisis , maka kegiatan tersebut awalnya harus diisi dulu oleh sebuah materi pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran biasanya berdasarkan rasio ataupun fakta.
Penalaran ilmiah dipakai untuk meningkatkan mutu ilmu dan teknologi. Penalaran ilmiah menggunakan gabungan dari penalaran induktif dan deduktif.
Dalam hal ini pula dibutuhkan sarana. Sarana dalam berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni :
a)  Bahasa ilmiah
b)  Bahasa logika dan matematika
c)  Logika dan statistika

Proses penalaran untuk menyusun Penulisan Ilmiah
Dalam pembahasan ini akan di bahas proses penalaran digunakan untuk menyusun Penulisan Ilmiah. Ilmiah adalah sesuatu yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.
Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.

Ada 4 Persyaratan Ilmiah, yakni:
1) Obyektif
Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran.
2) Metodis
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran.
3) Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya.
4) Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah penulisan ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun penulisan ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Topik
Ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.

2) Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta
Dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.

3)   Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
(a)  Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
(b) Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
(c)  Proposisi hipotetik  yaitu persyaratan huungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
(d) Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
(e) Proposisi positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
(f)  Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
(g)  Proposisi negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
(h)  Proposisi negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.

4)  Proses berpikir ilmiah
Kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.

5)  Logika
Metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).

6) Sistematika
 Seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.

7) Permasalahan         
Pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.

8) Variabel
Unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.

9) Analisis (pembahasan, penguraian)
Dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.

10)  Pembuktian (argumentasi)
Proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang bersifat manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.

11)  Hasil
Akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.

12) Kesimpulan (simpulan)
Penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.


KETERKAITAN PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah :

A. Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, pembahasan, dan dengan kesimpulan.

B. Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang sesuatu yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan,dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas
pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah

C. Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta,pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

D. Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal.

E. Aspek bahasa
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan
bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.


Sumber :


(Tulisan 1) PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN – PERTANYAAN ILMIAH

Sebelum mengetahui penggunaan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui pengertian metode ilmiah,unsur metode ilmiah,dan kriteria metode ilmiah.

Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis yang ada dan sangat jelas. Cara  memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah harus diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis. Ilmu pengetahuan juga berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkan jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang sudah ada.

Unsur Metode Ilmiah
Unsur metode ilmiah terdiri dari 4,yaitu :
1) Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2) Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan danpengukuran)
3) Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4) Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Kriteria Metode Ilmiah
Berikut ini adalah kriteria dari metode ilmiah :
1) Berdasarkan Fakta
Semua keterangan dan penjelasan harus sesuai dengan fakta-fakta yang nyata.
2) Tidak ada prasangka
Untuk mencari kebenaran atau pengetahuan harus bersifat bebas dari adanya prasangka di dalamnya.
3) Terdapat analisis
Semua data dan fakta yang telah diperoleh harus diberi penjelasan yang kuat dan memadai,agar mudah dipahami dan memberi manfaat.
4) Terdapat hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang akan diteliti.
5) Objektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran.
6) Menggunakan teknik kuantitatifikasi
Dalam perlakuan terhadap data yang diperoleh terutama angka-angka dari suatu harga yang mempunyai besaran tertentu.

Pertanyaan ilmiah
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Yang meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi sumber-sumber informasi secara kritis, merencanakan penyelidikan, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Beberapa pertanyaan yang diajukan terkadang tidak jelas dan tidak layak sebagai pertanyaan penelitian, sehingga membuat orang tidak tertarik membacanya. Jika ini terjadi, hasil penelitian tidak banyak memberikan nilai guna karena tidak dibaca orang.

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian diawali dengan adanya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian.
Berikut ini adalah syarat-syarat dari pertanyaan penelitian,yaitu :
1) Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya.
2) Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes.
3) Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts).
4) Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
5) Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat  terjadi.
6) Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas.
7) Masalah itu diajukan sesuai dengan kemampuan peneliti.

Penelitian dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara:
1) Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2) Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3) Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)

Peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif sebagai pemandu. Berikut ini ada beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai berikut:
1) Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat.
2) Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang akan  diteliti.
3) Proses apa yang sebenarnya terjadi.
4) Perkembanghan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa terjadi.
5) Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jenis Pertanyaan Penelitian
Jenis pertanyaan dibagi menjadi tiga  macam pertanyaan, yaitu:
1)  Deskriptif
yaitu mendeskripsikan fenomena atau gejala yang sedang diteliti, dengan menggunakan kata tanya ‘apa’. Digunakan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
2)  Eksploratoris
 yaitu memahami gejala atau fenomena secara mendalam dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. Digunakan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
3)  Eksplanatoris 
yaitu menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang diperoleh,dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y. Digunakan untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.

Ciri Masalah Penelitian yang Baik
Dibawah ini mereupakan ciri masalah penelitian :
- Memiliki nilai kebaruan (novelty).
- Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas.
- Memiliki nilai nilai guna atau manfaat untuk orang banyak.
- Fisibel, artinya terjangkau dari sisi perolehan data, biaya, waktu, dan kualifikasi  peneliti.
- Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat penelitian dilakukan.

Contoh Pertanyaan Penelitian
Contoh untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1)  Pertanyaan deskriptif
Apa aja yang harus dilakukan pemerintah dalam menangani masalah banjir di Dki Jakarta?
2)  Pertanyaan eksploratif
Bagaimana usaha masyarakat terhadap musibah banjir yang sedang mereka hadapi?
3)  Pertanyaan eksplanatif
Bagaimana pengaruh banjir  atas lingkungan sekitar?


Sumber :
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html